Jakarta – Bisnis otomotif di Indonesia punya nilai ekonomi sangat tinggi, jumlahnya mencapai ratusan triliun rupiah setiap tahunnya hanya dari penjualan mobil saja. Bahkan, potensi yang termanfaatkan sekarang cuma secuil dan mengingat populasi penduduk di Indonesia lebih dari 250 juta manusia kemampuannya bisa meningkat.
Ketua umum Gaikindo (Gabungan Kendaraan Bermotor Indonesia) untuk periode 2016 – 2019, Johannes Nangoi, menjelaskan, Gaikindo adalah asosiasi terbesar di Indonesia bila diukur dari kontribusi pajak ke pemerintah, jumlah penyerapan tenaga kerja, dan penghasil devisa dari produk ekspor.
Hasil itu didapat dari kinerja para anggota Gaikindo yang berasal dari kalangan perusahaan industri otomotif dalam negeri, Saat ini jumlah keanggotaan Gaikindo mencapai 43 yang terdiri dari Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM), distributor, dan manufaktur.
“Dari sisi kontribusi perpajakannya, seandainya saja satu tahun menjual 1 juta mobil itu berarti sekitar Rp 300 triliun nilai kendaraan. Dari situ ada pajak, kira-kira Rp 100 triliun yang kita bayar ke pemerintah. Ini sangat besar pemasukannya,” ucap Nangoi saat konferensi per Gaikindo di Jakarta, Selasa (29/3/2016).
Penjualan mobil di Indonesia menembus 1 juta unit per tahun sejak 2012. Mulai 2014, penjualan domestik Indonesia mengalahkan Thailand dan menobatkannya menjadi negara terlaris di antara semua pasar se-Asia Tenggara.
Asumsinya bila penjualan mobil 1 juta unit, itu berarti hanya 0,4 persen warga negara yang membeli mobil dari total penduduk Indonesia.
Nangoi mengatakan industri otomotif masih bisa ditingkatkan lagi. Maka itu di bawah kepemimpinannya, ia ingin Gaikindo berperan menjadi mitraaktif buat pemerintah dengan cara memberikan masukan untuk pengembangan kebijakan. Tujuannya, agar membangun industri otomotif.
kompas.com
0 komentar:
Posting Komentar