INFORMASI BERITA

Selasa, 26 April 2016

Menkum Yasonna Cerita Soal Lapas yang Bau, Preman, dan Provokator


Jakarta - Menkum HAM Yasonna Laoly menekankan akan pentingnya remisi bagi narapidana. Remisi ini salah satu solusi untuk mengurangi kepadatan Lapas. Tak hanya itu saja, rehabilitasi bagi pengguna narkoba juga penting.

Laoly kemudian berbagi cerita bagaimana kondisi Lapas saat ini yang begitu padat dan sesak.

"Karena kondisi Lapas kita, saya buat contoh, kalau mau kasih inap satu malam atau dua malam kamu rasain sendiri seperti apa di dalam. Di lapas kita ini masuk sehari rasanya seperti tiga hari bahkan Lima hari saking parahnya, kami masuk aja baunya ampun-ampun," terang Laoly di Jakarta, Selasa (26/4/2016).

Laoly siap berdebat dengan mereka yang menentang soal remisi. Patut dicatat, yang terpenting adalah kejahatan extra ordinary crime yang melibatkan bandar narkoba, gembong teroris atau koruptor dibedakan.

Kemudian Laoly berbagi cerita mengenai apa yang terjadi di Lapas Kerobokan Bali. Di sana Napi melempari 11 napi yang baru masuk, persoalannya karena napi itu dari kelompok berbeda.

"Itu yang di Kerobokan mau dimasukin 11, ada Kejari bilang itu Kalapas nggak bisa masukin 11 itu nggak becus. Tunggu dulu lah. Itu preman lawan preman, ditengarai ada satu kelompok ada membunuh kelompok lain dan dimasukin ke dalam itu, ya berarti kita membuka luka lama, kami geser dulu sebagian yang ada didalam dan saya sudah telepon Pak Kejati semalam untuk menahan yang 11 dan lalu saya akan telepon Pak Kejagung," urai dia.

Menurut Laoly, kalau ada potensial rusuh, tak mungkin masukin ke dalam. 

"Lalu kita akan geser nanti. Kami akan lakukan penggeseran beberapa orang-orang dari dalam, yang kelompok berlawanan dengan yang satunya. Kelompok yang satunya sudah kita geser ke Jawa Timur, yang satunya masih di situ dan berlawanan dengan kelompok yang akan masuk. Ini semua menyangkut nyawa, karena sudah ada nyawa yang hilang sebelumnya," urai dia.

Laoly juga berbicara soal napi yang menjadi provokator dan bisa memancing kericuhan. Lapas-lapas tertentu dia wanti-wanti agar waspada.

"Saya sudah wanti wanti Kerobokan, wanti wanti Medan, Tanjung Gusta dan semuanya untuk dijaga. Tarik siapa provokatornya dan yang berpotensial untuk provokasi dan terganggu kepentingannya itu ditarik juga," imbuhnya.

"Ini persoalan kompleks. Di dalam itu merupakan dunia antah barantah dan bertemu dengan orang orang yang berpotensial seperti itu," tutupnya. Karena masih banyak bandar-bandar yang melakukan provokasi untuk mengancam kami, agar kami stop. Tapi saya bilang jangan mundur dan tetap protap dijalankan dan dilakukan dengan baik. Dengan akomondasi ya jangan lakukan kekerasan juga," sambungnya. 

Detik.com

0 komentar:

Posting Komentar

luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.com.com tipscantiknya.com